
Sepi Pembeli, Diusir Saat Lelah Bantu Mak Hadsih Bertahan
Rp. 0Di Ujung Usia, Ia Masih Harus Bertahan Seorang Diri
Di tengah keramaian dunia yang terus bergerak, ada sosok perempuan tua yang mungkin luput dari perhatian banyak orang,
Mak Hadsih. Di usianya yang ke-72 tahun, Mak Hadsih menjalani hidup yang sunyi, tanpa anak, tanpa pasangan, dan tanpa tempat bergantung. Suaminya telah meninggal 30 tahun yang lalu. Sejak kepergian itu, ia memilih untuk tetap sendiri, menolak untuk menikah lagi, dan menjalani hari demi hari hanya dengan doa dan ketabahan.
Tidak memiliki anak atau keluarga dekat yang merawat, Mak Hadsih harus mencari cara untuk tetap bertahan hidup. Setiap pagi ia bangun lebih awal dari kebanyakan orang, bukan untuk beristirahat di usia senja, melainkan untuk mencari penghidupan. Ia mengambil masakan dari tetangganya, seperti tahu, sayur, dan lauk-pauk sederhana, untuk kemudian dijual kembali. Dengan semangat yang tidak kalah dari orang muda, ia berkeliling menjajakan dagangannya, meski langkah kakinya mulai melemah, dan tubuhnya sudah sering terasa nyeri.
Sayangnya, semua kerja keras itu tidak berbanding lurus dengan hasil yang didapat. Dalam sehari, Mak Hadsih hanya bisa mengumpulkan Rp. 20.000,- hingga Rp. 30.000,-. Jumlah yang bahkan belum cukup untuk membeli makan tiga kali sehari, apalagi untuk biaya berobat jika sakit, atau kebutuhan dasar lainnya seperti sabun, minyak goreng, atau beras. Meski begitu, Mak Hadsih tidak pernah mengeluh. Ia hanya berharap bisa hidup layak dan tidak merepotkan orang lain.
Pernah suatu hari, karena terlalu lelah, Mak Hadsih tertidur di teras rumah orang. Ia tidak minta tempat tidur yang empuk, hanya sepetak teras untuk bersandar sejenak. Namun, bukan belas kasih yang ia dapat, melainkan pengusiran. Ia diusir karena dianggap mengganggu. Peristiwa itu bukan hanya menyakitkan fisik, tapi juga menyayat hati. Seorang nenek renta yang hanya ingin beristirahat, justru diperlakukan seakan ia bukan manusia. Dari situ kita tahu, betapa keras dan sepinya dunia Mak Hadsih.
Bayangkan jika beliau terus menjalani hidup seperti initanpa kepastian makan hari esok, tanpa tempat tinggal yang layak, dan tanpa jaminan kesehatan. Bayangkan jika suatu hari Mak Hadsih jatuh sakit di jalan, dan tak ada yang peduli karena semua mengira beliau hanya pengemis. Jangan biarkan itu terjadi. Kita masih bisa mengubah nasib Mak Hadsih, selama kita peduli.
Kantor Yayasan Wahdah Inisiatif Kebaikan
Jl. Graha Jati No.5 RT001/RW013 Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kode Pos 40216
Informasi & Konfirmasi Donasi
+62 877-7717-71745 ( Call Center ).